Halaman

Rabu, 28 November 2018

Theologi Doktrin Allah


LAPORAN BACA
Oleh Jonathan J Sumangkut

Mata kuliah                             : Penulisan Karya Ilmiah
Dosen                                      : Dorkas Retjelina, M.Th.
Judul buku                              : Thelogi Doktrin Allah
Pengarang                               : Thomy J. Matakupan
Penerbit                                   : Momentum
Kota dan Tahun terbit             : Surabaya, cetakan 4, Desember thn. 2015
Tebal buku                              : 31 halaman
            Pengenalan dasar iman Kristen dimulai dengan mengenal Allah yang benar dan kesiapan hati untuk taat kepada-Nya. Karena mengenal Allah dan mengenal diri terkait erat, maka kewajiban setiap orang untuk belajar mengenal Allah dengan benar dan Memahami makna kebenarannya di dunia ini, dan bagaimana seharusnya menjalani kehidupan di dunia ini.
Beberapa topik penting yang dibahas dalam buku ini anatara lain mengenai keberadaan Allah, Pengetahuan tentang Allah, dan pekerjaaan Allah di dalam penciptaan dan pemeliharaan-Nya.



1. Dapatkah keberadaan Allah dibuktikan?
            Ada banyak upaya yang dilakukan secara filosofis untuk membuktikan keberadaan Allah ini dengan berbagai macam argumentasi. Beberapa di antaranya adalah,
·         Argumentasi kosmologis – Segala sesuatu menjadi ada karena ada penyebab pertama, dan Penyebab Pertama Itu adalah Allah yang berada pada diri-Nya sendiri (Rm. 1:2)
·         Argumentasi Teleologis – Semua yang ada berjalan di dalam tatanan yang teratur, maka pasti ada pengatur di balik semuanya, yaitu Allah (Mzm. 19:1-6)
·         Argumentasi moral – Adanya semacam peraturan yang membedakan antara benar atau salah membuktikan adanya hukum moral yang berlaku. Pembuat hukum ini pastilah Allah (Rm 2:14-15; Yak. 4:12)
·         Argumentasi Ontologis – Adanya ide kesempurnaan menjadi dasar untuk memahami bahwa ada keberadaan yang sempurna di balik semuanya, dan itu adalah Allah (Kis 17:27; Rm. 1:9)
Semua upaya di atas secara logis tidak salah, namun tidak berarti keberadaan Allah bergantung pada cara pembuktian seperti ini. Allah tidak menjadi ada atau tidak ada karena manusia dapat membuktikan dengan penalaran logika bahwa Allah ada atau tidak ada. Pernyataan bahwa Allah ada sangat bergantung kepada penyataan Allah sendiri di dalam firman-Nya. Alkitab tidak berusaha membuktikan apakah Allah ada atau tidak ada, melainkan sejak Kejadian 1:1, Alkitab sudah menyatakan keberadaan Allah. Alkitab juga mengungkapkan bahwa semua keberadaan yang ada di dalam dunia ini justru membuktikan bahwa Allah ada dan bahkan semua bergantung pada Allah (Mzm 19; Yes. 40:26; Kis 14:17; Rm. 1:19, dst.).

2. Pengetahuan tentang Allah
·         Nama-nama Allah dalam perjanjian Lama
-          Elohim, menunjukan Allah kuat dan berkuasa
-          Yahwe, Allah selalu penuh kesetiaan dalam memenuhi semua janji-Nya
-          Elyon, menunjukan sifat kemuliaan Allah sebagai yang Maha Tinggi
-          Adonai atau “Tuhan” sebagai pemilik dan pemerintah dari umat manusia
-          Shadai atau Elshadai, menyatakan fakta bahwa Allah memasuki hubungan persahabatan dengan ciptaan-Nya.
·         Nama-nama Allah dalam Perjanjian Baru
-          Theos atau “Allah”
-          Kurios atau “Tuhan”
-          Bapa, menunjukan “Allah” adalah Bapa dari semua orang percaya
·         Sifat-sifat Allah
-          Sifat yang tidak dikomunikasikan
a) Ketidakbergantungan Allah atau Keberadaan Allah yang tidak bergantung pada   keberadaan yang lain
b) Ketidakberubahan Allah
c) Ketidakterbatasan Allah
-          Sifat yang dikomunikasikan
a) Pengetahuan Allah
b) Kebijaksanaan Allah
c) Kebaikan Allah
d) Kasih Allah
e) Kekudusan Allah
f) Keadilan Allah
h) Kedaulatan Allah

3. Pekerjaaan Allah di dalam penciptaan dan pemeliharaan-Nya
            Ketetapan Allah berbicara tentang tujuan dan penetapan Allah akan rencana kekal atau tujuan kekal. Ketetapan itu meliputi seluruh karya Allah di dalam penciptaan dan penebusan, juga semua tindakan manusia, termasuk perbuata-perbuatan mereka yang penuh dosa. Ketika menggabarkan masuknya dosa ke dalam dunia, hal ini tidak menjadikan Allah bertanggung jawab atas setiap perbuatan dosa tersebut. Dalam kaitannya dengan dosa, ini adalah sebuah ketetapan yang bersifat mengizinkan.
·         Karakteristik dari ketetapan, ketetapan Allah didasarkan atas kebijaksanaa-Nya, bersifat kekal, bersifat afektual, rencana Allah tidak berubah, ketetapan itu bersifat Mutlak, Ketetapan ini meliputi segala-galanya
·         Penolakan terhadap doktin ketetapan, banyak yang tidak percaya kepada doktrin ketetapan itu dan secara khusus terdapat tiga keberatan yang muncul terhadap doktrin ini.
1. Ketetapan ini bertentangan dengan kebebasan moral manusia.
2. Ketetapan ini membuat manusia malas mencari keselamatan
3. Ketetapan ini membuat Allah menjadi pencipta dosa. end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar