LAPORAN BACA
Oleh Jonathan J
Sumangkut
Pengantar
Mata kuliah : Penulisan Karya Ilmiah
Dosen : Dorkas Retjelina,
M.Th.
Judul buku : Cara Membedakan Mujizat
Pengarang : Dr. Suhento Liauw
Penerbit : Gereja Babtis Independen Indonesi
Kota terbit : Sunter Podomoro, Jakarta
Utara 14350
Tebal buku : 104 Halaman
Buku ini ditulis dengan maksud agar
orang-orang yang merindukan kebenaran bisa terhindar dari jerat anti-Kristus.
Anti-Kristus akan datang dan membawa penyesatan yang kedasyatannya sama dengan
kedasyatan tanda dan mujizat Kristus. Penyesatan itu pasti tidak ada taranya
baik intensitasnya maupun tekniknya karena sejak jauh-jauh hari, Tuhan telah
memperingatkan murid-muridnya.
Apakah mujizat itu?
Mujizat sederhananya adalah sesuatu melampaui
akal budi manusia. Manusia tidak dapat menjelaskan dengan akal-budi maupun ilmu
pengetahuan. Sekalipun kebanyakan mujizat diyakini dari Allah, namun tentu
tidak tertutup kemungkinan adanya mujizat yang berasal dari iblis. Dilihat dari
aspek positifnya, mujizat adalah alat atau sarana untuk mengajarkan keagungan
dan kemuliaan Allah.
Mujizat adalah alat untuk menaikan
pamor pelayanan Allah. Pada waktu Israel keluar dari perbudakan Musa diberi
kuasa membuat mujizat. Allah mau bangsa Israel menghormati Musa, mendengarkan
Musa dan patuh kepada musa, maka kuasa itu hanya kepada musa. Pada saman
perjanjian baru Tuhan memberi kuasa kepada rasul-rasul karena Tuhan menghendaki
agar jemaat mula-mula mendengarkan Rasul-rasul, dan mematuhi Rasul-rasul.
Iblis juga menjadikan mujizat
sebagai alat untuk menyesatkan. Sebagaimana iblis tercipta lebih tinggi dari
manusia, karena iblis adalah malaikat dulunya. Maka iblis sanggup melakukan
hal-hal yang melampaui kemampuan manusia. Dulu iblis banyak melakukan mujizat negatif.
Secara logis iblis mampu membuat orang sakit, bencana alam, dll. Namun akhirnya
iblis menyadari kebodohannya. Mujizat negatif yang diharapkan melemahkan
kepercayaan kepada Tuhan sebaliknya membuat manusia semakin mengagumi Tuhan.
Kini iblis tidak sebodoh dulu. Untuk memperbaiki image negatinnya, iblis
kemudian membuat mujizat positif. Kalau dulu iblis menyakiti manusia dan Tuhan
datang menyembuhkannya. Hal itu berakibat kepercayaan manusia semakin membenci
iblis dan mengasihi Allah. Celakanya iblis tidak mau memakai namanya dalam
membuat mujizat. karena namanya yang sudah di kenal menakutkan.
Peringatan Tuhan Yesus
Tuhan Yesus mengingatkan bahwa iblis
akan memakai nama Tuhan Yesus dalam membuat mujizat. Telah diuraikan di atas
bahwa iblis sanggup memberi kesembuhan, dan kita juga yakin bahwa Tuhan masih
memberikan kesembuhan sekalipun tidak ada ayat yang mengatakan secara teknis
bahwa mujizat kesembuhan akan terus berlangsung.
Sejak Allah melestarikan FirmanNya
dalam tulisan (Alkitab), bukan tersimpan dalam diri seorang tokoh lagi, maka
mujizat penyembuhan dari Allah di lakukan oleh Allah sendiri tanpa memakai
tokoh manusia. Sedangkan mujizat dari iblis akan selalu menonjolkan tokoh,
karena iblis berencana menjadi tokoh yang disembah sebagai Allah.
Tuhan tetap melakukan Mujizat Penyembuhan; Sesuai
Hikmat dan Kedaulatan Tuhan
Allah tetap menyembuhkan orang-orang
sakit yang memohon kepada-Nya dan yang menurut pertimbangan kedaulatan Allah
yang patut disembuhkan. Allah yang berhikmat dan berdaulat memutuskan segala
sesuatu dengan ketinggian hikmat-Nya. Allah yang berdaulat memutuskan segala
sesuatu berdasarkan kedaulatan-Nya. Artinya, kalau ada orang yang sakit
bersamaan memohon penyembuhan, bisa saja satu orang disembuhkan dan yang satu tidak.
Siapa yang bisa menyalahkan Allah ketika Allah membiarkan Yakobus dipenggal
kepalanya oleh Herodes namun mengutus malaikat untuk melepaskan petrus dari
penjara?
Bisa saja ada seorang yang mendoakan
orang sakit dan kemudian Allah menyembuhkan orang sakit itu. Tetapi karena Allah
tidak menokohkan manusia lagi, maka tidak ada jaminan bahwa lain kali orang
tersebut mendoakan orang lain maka orang itu akan sembuh. Tetapi tentu orang
tersebut berani berspekulasi karena di antara ratusan atau ribuan orang sakit
yang dibawa kepadanya, pasti ada yang akan sembuh terutama penyakit yang
berkaitan dengan aspek psikologi. Sedangkan mereka yang tidak sembuh, paling
diberikan resep kurang iman, belum berserah penuh, masih menyimpan dosa dan
lain sebagainya.
Kesimpulan
Karena sesungguhnya Allah tidak
memberikan kepada manusia karunia penyembuhan melaikan hanya memakai seorang
sesaat karena sesuai dengan hikmat dan kedaulatan Allah untuk memutuskan
menyembuhkan orang tersebut. Allah memberi Rasul-rasul dan Nabi-nabi kuasa
untuk melakukan mujizat karena Allah memakai mereka sebagai alat penyimpan
firman-Nya sebelum firman itu tertulis ke dalam sebuah kitab. Setelah firman
Allah tertulis ke dalam sebuah kitab, Allah tetap melakukan mujizat
penyembuhan, hanya tidak memakai tokoh manusia seperti yang pernah dilakukanNya
kepada Rasul dan Nabi karena pengkultusindividuan itu justru bertentangan
dengan prinsip hanya percaya kepada Alkitab. Dan pengkultusindividuan itu
mendukung program anti-Kristus yang akan muncul sebagai tokoh hebat, yang jago
dalam membuat tanda dan mujizat sebagaimana yang telah Tuhan peringatkan, “Sebab
mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda
yang dasyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan
orang-orang pilihan juga.
Komentar
Pada bagian akhir buku, penulis menceritakan seorang
tokoh yang dianggap penilus sesat.
Paul Yonggi Cho dalam buku “Empat Dimensi”. Menurut
penulis Cho Yoggi telah menempatkan Allah sebagi oknum yang pasif yang memberi
sesuai kadar iman si peminta. Penulis bermaksud supaya tidak percaya pada
ajaran Cho Yoggi. Tapi, dampak dari buku ini pastinya akan menyinggung banyak
orang percaya khususnya pendeta yang selama ini melakukan sering mengadakan KKR
dan Penyembuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar