Halaman

Senin, 03 Desember 2018

Lima Pokok Calvinisme


LAPORAN BACA
Oleh Jonathan J. Sumangkut

Mata kuliah                 : Penulisan Karya Ilmiah
Dosen                          : Dorkas Retjelina, M.Th.
Judul buku                  : Lima Pokok Calvinisme
Pengarang                   : Edwin H. Palmer
Penerbit                       : Momentum
Kota terbit                   : Surabaya
Tebal buku                  : x + 208 Halaman

            John Calvin adalah salah satu bapa teologi Reformasi, bersama dengan orang-orang yang mencintai Tuhan, menegakkan teologi Reformed, sangat mementingkan doktrin keselamatan. Dalam teologi Reformed, deoktrin keselamatan yang sepenuhnya disarikan dari Alkitab, dirumuskan dalam lima rumusan dasar, yang kemudian dikenal dengan Lima Pokok Calvinisme dengan akronim T-U-L-I-P.

            Penulis mengatakan, banyak orang percaya bahwa Calvin adalah pengarang lima pokok tersebut. Konsep yang salah seperti ini mengabaikan fakta bahwa Calvin hanya menggali Kitab Suci. Dan Calvin bukan orang pertama yang menyingkap kebenaran-kebenaran Alkitabiah. Calvin adalah orang yang fasih dan paling sistematis dalam menjabarkan kebenara-kebenaran ini. Akan tetapi, bagi orang-orang yang tidak tahu banyak, kelihatannya Calvinlah yang menciptakan kebenaran-kebenaran ini.
            Kebenaran-kebenaran tentang anugerah Allah yang berdaulat inilah yang dibahas dalam buku ini. Cara yang mudah untuk mengingat kebenaran-kebenaran tersebut adalah dengan mengingatkan akronim T-U-L-I-P; Total depravi (Kerusakan total), Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat), Limited atonement (Penebusan terbatas), Irresistible grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak), dan Perseverence of the saints (Ketekunan orang-orang kudus).

T - Total depravity (Kerusakan total)
            Roma 3:23 dan Roma 6:23 kedua ayat ini membuktikan bahwa manusia tidak dapat dan tidak mungkin secara otomatis percaya kepada Injil dengan mudah. Artinya, hubungan manusia dengan Allah terputus karena dosa. Manusia melakukan hal-hal jahat karena tercemar oleh dosa. Hal ini membuktikan bahwa manusia mengalami kerusakan total secara rohani. Bagaimana dengan ini manusia kepada Allah? Iman adalah pemberian Allah. Jika iman tidak diberikan, manusia tidak mungkin percaya kepada Injil karena ada selubung yang menutupi mata manusia. Roh kudus-lah yang mampu mempertobatkan dan menginsafkan manusia dari dosa, serta menggerakan manusia untuk beriman dan percaya kepada Injil, Iman bukan kontribusi manusia dalam keselamatan, melainkan bagian dari anugerah keselamatan. Alkitab menyatakan bahwa iman adalah anugerah Tuhan kepada manusia.

U - Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat)
             Tuhan memilih umat pilihan-Nya untuk diselamatkan. Dalam kekekalan, Tuhan mengetahui bahwa manusia akan berdosa. Oleh karena itu, Tuhan sudah mempersiapakan juruselamat yang akan menebu dosa manusiadari dosa.
Tuhan juga telah menetapkan orang-orang pilihan-Nya sebelum dunia dijadikan, menurut kerelaan-Nya. Pemilihan-Nya atas orang-orang berdosa tertentu tidak didasarkan pada tanggapan, iman, pertobatan, atau ketaatan yang muncul dari manusia itu sendiri. Namun, Tuhan mengaruniakan iman dan pertobatan bagi orang-orang pilihan-Nya. Pemilihan ini juga tidak didasarkan pada semua kebaikan atau tindakan apapun yang dilakukan manusia. Orang-orang yang Tuhan pilih akan dipimpin oleh Roh kudus untuk dapat menerima Kristus. Dengan demikian, hal ini menyatakan bahwa keselamatan adalah pemilihan Tuhan atas manusia, orang-orang berdosa, dan bukan manusia yang memilih Tuhan.

L - Limited atonement (Penebusan terbatas)
            Penubusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus hanya diperuntukkan bagi orang-orang pilihan, dan hal ini menjamin keselamatan mereka. Kematian-Nya dimaksudkan untuk menggantikan hukuman dosa orang-orang (berdosa) untuk menggantikan hukuman dosa umat pilihan, penebusan Kristus juga memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan orang-orang tepilih, seperti iman yang mempersatukan orang pilihan dengan Tuhan. Karunia iman diterapkan oleh Roh kudus bagi orang terpilih, yang baginya Kristus telah mati sehingga akan menjamin kepastian keselamatan orang pilihan.

I - Irresistible grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak)
            Anugerah Tuhan tidak dapat dibatalkan manusia. Selain menerima panggilan dari luar melalui pendengaran akan Injil, Roh kudus memanggil orang-orang pilihan dari dalam untuk bertobat dan Tuhan pasti membawa orang-orang tersebut kepada pertobatan, Hal ini menandakan ada dua panggilan bagi orang-orang pilihan. Panggilan luar (external call) diberikan kepada semua orang, tetapi hal ini sering ditolak; sabaliknya, panggilan dari dalam (internal call) yang diberikan kepada semua orang-orang pilihan tidak bisa ditolak dan pasti membawa kepada pertobatan. Dalam konsep ini, Roh kudus menarik orang berdosa kepada Kristus tanpa bisa di tolak. Tuhan tidak dapat dibatasi, dihalangi, atau digagalkan oleh kehendak manusia dalam mengerjakan penerapan penebusan Kristus. Tuhan tidak bergantung pada manusia agar berhasil dalam pekerjaan-Nya. Namun, Roh Kudus-lah yang membuat manusia berdosa dipilih untuk percaya, bertobat, dan datang kepada Kristus dengan bebas dan rela. Jadi, anugerah Tuhan ini tidak bisa dikalahkan oleh respons manusia. Tuhan tidak bisa digagalkan dalam manghasilkan keselamatan bagi mereka yang ditentukan untuk mendapatkan keselamatan.

P - Perseverence of the saints (Ketekunan orang-orang kudus)
            Semua orang yang sudah dipilih Allah, setelah percaya pada penebusan Kristus, dikarunia iman oleh Roh Kudus sehingga mereka akan bertahan sampai pada akhirnya. Umat pilihan yang telah ditebus Tuhan pasti maju bertekun (perseverance) sampai akhir. Orang pilihan dijaga dalam iman orang itu sendiri sehingga tidak mungkin murtad dan tidak diselamatkan. Ketekunan orang-orang kudus merupakan respons manusia terhadap keselamatan yang diperoleh dengan cuma-cuma.

Sikap Calvin Terhadap Predestinasi
            Calvin menulis bahwa dalam membicarakan predestinasi, terdapat dua sikap yang harus dihindari, yaitu: keingintahuan yang berlebihan tentang hal yang tidak Allah nyatakan dan ketakutan yang berlebihan dalam mengajarkan apa yang telah Allah nyatakan.
            Pada kasus pertama, keingintahuan manusia menyebabkan pembahasan tentang predestinasi, yang sendirinya sudah sulit itu, menjadi sangat membingungkan dan bahkan membahayakan. Mencari pengetahuan yang lain mengenai predestinasi selain dari apa yang dibukakan oleh Firman Allah pada akhirnya melewati batas Firman sampai keluar jalur dan masuk kedalam kegelapan, dan bahwa di sana manusia harus berulang kali tersesat, tergelincir, dan tersandung. Karena manusia memang tidak berhak untuk dengan bebas mencari hal-hal yang memang dikehendaki Tuhan agar tersembunyi di dalam diri-Nya juga memang sejak kekekalan, manusia tidak berhak untuk menyelidiki hikmat tertinggi. Jika seseorang berusaha menembus perbatasan yang sakral dari hikmat ilahi, akhirnya manusia tidak akan berhasil memuaskan keingintahuannya sampai akhirnya dapat menjatuhkan manusia kepada kehancuran.
            Sikap kedua yang harus dihindari adalah sikap masa bodoh terhadap predestination. Menghindari setiap pertanyaan mengenai predestination serta tidak mau mempelajari hingga akhirnya takut berlebihan dalam mengajarkan apa yang telah Allah nyatakan. Sikap ini juga salah. Karena Firman Allah adalah sekolah Roh kudus, dimana tidak ada sesuatu yang perlu dan berguna untuk diketahui yang dihilangkan, demikian juga tidak ada sesuatupun yang diajarkan selain yang pantas untuk diketahui.

Dalam praktik
             Membicarakan teori memang baik, tetapi memperhatikan apa yang terjadi dalam praktik juga sangat bermanfaat. Apakah Calvinisme memadamkan dorongan untuk berbuat baik? Bila seseorang mengetahui bahwa dirinya telah dipilih Allah, apakah keinginannya untuk bekerja lebih giat bagi Allah tidak akan menjadi berkurang? Jawabannya dapat dilihat pada kehidupan dua orang yang percaya akan kedaulatan Allah dengan segenap hati mereka: Paulus dan John Calvin. Kehidupan Calvin diceritakan secara singkat dalam buku ini oleh penulis. Dalam penerapan harus dimengerti:

·         Meskipun manusia sudah rusak total dan tidak dapat menjadi percaya dan meskipun iman adalah karunia Allah yang dihasilkan oleh karya Roh Kudus yang tidak dapat ditolak, jika seseorang mau percaya, itu tergantung pada diri manusia itu sendiri, manusia mempunyai kewajiban untuk menaati perintah Allah yang menyatakan bahwa manusia harus percaya.
·         Meskipun pengudusan adalah karunia Allah dan meskipun Allah yang mengerjakan hal-hal baik yang di dalam manusia, namun manusia bertanggung jawab untuk menggunakan sarana-sarana karunia Allah, dan tidak menunggu Allah untuk mengerakkan manusia.
·         Meskipun Allah telah menetapkan segala sesuatu, namun doa tetaplah sangat penting dan manusia harus senantiasa berdoa, karena manusia mengetahui bahwa doa orang yang benar, dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya.
·         Meskipun pemilihan Allah telah berlaku untuk semua orang, dan Kristus tidak mati untuk semua orang, manusia harus harus dengan sungguh-sungguh menaati amanat agung Tuhan Yesus yang memerintahakan manusia untuk pergi keseluruh dunia dan menjadikan semua bangsa murid-Nya.
            Ini adalah pola Alkitab, yang menggabungkan dua elemen: kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Itulah sebabnya Paulus sangat mengaitkan kedua hal tersebut. Dalam Yoh 6:37 yang berbunyi “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan kubuang”. “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku” merupakan orang-orang yang dipilih Tuhan, Sedangkan, “Barangsiapa yang datang kepada-Ku” merupakan kehendak bebas manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar