Halaman

Minggu, 30 September 2018

Pelayanan Pelepasan dan Dosa Nenek Moyang


LAPORAN BACA
Oleh Jonathan J Sumangkut

Mata kuliah                 : Penulisan Karya Ilmiah       
Dosen                          : Dorkas Retjelina, M.Th
Judul buku                  : Pelayanan Pelepasan dan Dosa Nenek Moyang
Pengarang                   : DR. Suwandoko Roslim
Penerbit                       : Karismata
Kota terbit                   : Jakarta 10018 – Indonesia
Tebal buku                  : 31 hlm.; 12,5 x 18,5 cm

Merebaknya pelayanan berciri pentakostal – dan akhirnya yang berciri karismatik – Telah sangat mempengaruhi perjanlanan sejarah gereja abad 20, salah satu pelayanan yang kontroversi adalah “Pelayan Pelepasan”. Buku ini disusun untuk memberikan penjelasan mengenai “Pelayanan Pelepasan” dan “Dosa Nenek Moyang”, yang saat itu menggelisahkan jemaat Tuhan dari berbagai denomenasi (termasuk denominasi Karismatik sendiri). Buku ini diharapkan dapat membentengi jemaat dari ajaran-ajaran yang menyimpang dari firman Tuhan, juga bernuansa apologetis terhadap gencarnya tuduhan bahwa paham karismatik itu tidak Alkitabiah dan – bahkan secara kurang fair – ada yang mencap sebagai bidat.
            Pelayanan pelepasan bertujuan untuk melepaskan seseorang dari kekuasaan, gangguan, atau pengaruh kekuatan gelap. Fakta sejarah pelayanan ini masih tetap berlanjut, walaupun ada sebagian yang berpendapat bahwa pelayanan ini telah berhenti setelah generasi para rasul menyelesaikan tugasnya.
Ada dua ajaran pokok yang sering dibicarakan dalam pelayanan pelepasan – dan telah berkembang menjadi bahan pertanyaan pokok – yang bukannya menjadi berkat luar biasa bagi jemaat Tuhan, namun justru telah membingungkan banyak orang Kristen. Kedua pertanyaan pokok tersebut adalah:
1. Apakah orang yang beriman kepada Tuhan Yesus (sudah lahir baru; sudah mempunyai Roh kudus dalam hidupnya) masih bisa dikuasai, dirasuki, didiami, oleh roh jahat? Jika bukan karena roh jahat,bagaimanakah orang tersebut dapat melakukan tindakan yang berlawanan dengan Firman Tuhan (seperti: benci, marah, sombong, pikiran kotor, dll.)?
Ada beberapa alasan Alkitabiah yang mendasari pendirian pengarang:
·         Tubuh orang beriman: Rumah Kediaman Roh Kudus
1 Korintus 3:16-17 “Tubuh kamu adalah Bait Allah dan Roh Allah ada didalam kamu”. Hal yang amat mengganggu adalah ajaran bahwa roh jahat itu bisa masuk/keluar tanpa disadari seseorang (sekalipun ia telah percaya/bertobat sungguh-sungguh). Dalam ayat ini dapat disimpulkan bahwa orang yang sudah memiliki Allah dan Roh Allah tinggal di dalamnya, tidak mungkin bisa dimasuki roh jahat. Tidak mungkin roh iblis berdiam bersama Roh Allah, dan Ia berdiam di dalam tubuh, jiwa, dan roh orang itu.
·         Serangan roh jahat selalu dari luar diri manusia
Dalam efesus 6 berbicara tentang peperangan rohani dimana musuh manusia adalah penguasa dan penghulu dunia. Disini di dapati bahwa serangan musuh itu datang dari luar. Tindakan yang berlawanan dengan Firman Tuhan (seperti: benci, marah, sombong, pikiran kotor, dll.) itu bukanlah roh jahat yang harus ditengking keluar. Karena hal itu sebenarnya adalah hawa nafsu manusia, yang seumur hidup akan tetap ada di dalam diri manusia. Dengan mengalamatkan sumber masalah kepada roh jahat, maka sasaran musuh peperangann rohani itu bergeser. Cara ini tidak akan menyelesaikan masalah. Karena, sebenarnya bukan roh jahat yang harus diusir keluar, melainkan hawa-nafsunya yang harus ditaklukan dan dikendalikan!
2. Apakah dosa manusia bersama dengan kutukan Tuhan diturunkan sampai kepada generasi ketiga dan keempat?
            Kebenaran Firman Tuhan disampaikan dalam bahasa manusia. Perjanjian Lama dalam Bahasa Ibrani dan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani. Ini berarti, cara-cara pengungkapan kebenaran Firman Tuhan juga mengikuti hukum-hukum, kaidah-kaidah, norma-norma dan gaya-bahasa manusia. Salah satu bentuk ungkapan adalah apa yang disebut dengan kiasan, analogy, atau perbandingan. Bentuk inilah yang dilihat dalam keluaran 20:5 dan 6. Dalam ayat 5 mendapat istilah “keturunan yang ketiga dan keempat” dan dalam ayat 6 menemukan “kepada beribu-ribu orang”. Allah memang bersikap seperti itu. Dialah Allah yang penuh kasih, yang maha pengampun, dan panjang sabar. Kalau dosa dan kesalahan manusia dihukum sampai generasi ketiga atau keempat, namun kasih setia-Nya menutupi beribu-ribu orang. Artinya: kasih setia Allah itu jauh lebih besardaripada hukum-Nya. Apabila manusia mau bertobat, maka Allah akan mengampuni, melupakan dosa serta kesalahannya, dan mengasihi manusia dengan tak ada batasnya!

Komentar pribadi
Buku ini sangat memberkati saya sebagai seorang yang memiliki latar belakang gereja protestan. Beberapa prinsip aliran karismatik, yang sebelumnya saya tolak dan tidak terima. Akhirnya bisa saya mengerti dan terima dengan perasaan damai, tanpa merasa bersalah karena sudah melanggar doktrin gereja saya sebelumnya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar